SCNewsMEDIA || KEDIRI – Ada pemandangan tak lazim dan membuat jengah siapapun yang melihat.Sebuah pemandangan yang sangat tidak patut di contoh oleh siapapun. Tepat di bertigaan Desa Bangkok Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, seperti sudah tidak ada lagi tempat untuk memasang gambar calon bupati Kediri, Mas Dito, sehingga harus dipasang ditempat dan titik yang sama meski sudah terpasang tegak berdiri gambar calon baru bupati Kediri, Deny Widyanarko.
Pemasangan gambar dan poster calon bupati oleh pendukung yang secara sengaja dan sangat tidak etis justru dapat berdampak negatif bagi calon yang bersangkutan, fenomena ini mulai marak terlihat diberbagai daerah.
Seperti yang terlihat di pertigaan Desa Bangkok Kecamatan Gurah.
Sudah jelas ada berdiri tegak foto calon bupati, Deny Widyanarko, masih dipasang lagi poster calon bupati Dito, yang berdiri tepat didepan poster Deny, sehingga menutup seluruh gambar, yang terlihat cuma disebagian bawah gambar Deny Widyanarko yang sudah terlebih dulu terpasang.
Beberapa pakar komunikasi politik menyatakan, bahwa perilaku tersebut bisa merusak citra calon di mata publik.
Masyarakat sekarang sudah cerdas dan kritis terhadap cara – cara kampanye yang tidak menghargai etik dan norma, kampanye yang merusak estetika yang membuat tidak nyaman dapat menyebabkan penurunan dukungan terhadap calon ,” ujar seorang ahli yang enggan di sebutkan namanya .
Sejumlah warga yang melihat juga mengungkapkan rasa ketidak nyamanannya. ” Saya rasa pemandangan seperti ini sangatlah tidak pantas dan tidak mendidik, sudah tahu kalau sudah ada gambar pak Deny, kenapa harus ditutupi dengan gambar pak Dito, kayak sudah tidak ada tempat lain lagi saja,” ungkap Sunarmi warga desa setempat.
Selain melanggar, pemasangan gambar calon secara tidak beretika dan terkesan brutal, juga dianggap mengabaikan asas kesopanan dalam berkampanye.
Siswo Budi dari Bawaslu Kabupaten Kediri saat di konfirmasi oleh awak media lewat telepon menyarankan, untuk dikomunikasikan langsung dengan pihak calon dan timnya, mengingat ini masih belum waktunya masa kampanye praktis.
Dengan ini diharapkan, masyarakat tidak terpropokasi oleh cara – cara kampanye yang tidak sehat. Dan menggunakan hati dan akal yang sehat dalam berdemokrasi.
(RED-Ag2)